PAPER
RELIABILITAS
Submitted as a Group Project in Evaluasi Pembelajaran
Oleh:
Asra Laila : 2313.002
Nenci Felina : 2313.020
Peppy Kurnia Sabrina : 2313.022
Ria Agustiani :2313.027
Dosen
Pembimbing:
Lely Lismay, S.pd. M.pd
ENGLISH EDUCATION SECTION
FACULTY OF TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BUKITTINGGI
ACADEMIC YEAR 2014/2015
PREFACE
First, we will give a Big thank’s to only
God, because his bless we can finish our paper as a assignment of four semester
of English An Evaluasi Pembelajaran.
Second, we will say thank’s too for our
parents that support us when we working this paper. we know because them we can
finish it.
And the last, we will give thank’s for
Ms.Lely as English lecture that give this assignment of four semester of English An Evaluasi Pembelajaran. Because of
him, we can learn much how to working and finish this paper. We believe that he
give it, to increase our knowledge and to help us to practice our English much.
This assignment will give us experience how to make this with good.
About all, we also believe that “Not that
there’s no cracks ivory“, there is too much wrongness of this paper. Hopefully
the lack of it can be used as reference to achieve perfection.
Bukittinggi, Mei 2015
Writers
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris
evaluation yang dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah
value yang berarti nilai.Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan
dapat di artikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, evaluasi itu menunjuk kepada atau
mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu.Maka evaluasi pendidikan itu dapat di artikan sebagai suatu
tindakan atau kegiatan atau suatu proses menentukan nilai dari segala sesuatu
dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan yang
terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat di ketahui mutu
atau hasil-hasilnya.
Sebelum melanjutkan pembicaraan tentang evaluasi pendidikan
secara lebih luas dan mendalam, terlebih dahulu perlu di pahami bahwa dalam
praktek sering kali terjadi kerancuan atau tumpang tindih dalam penggunaan
istilah evaluasi, penilaian dan pengukuran.Kenyataan seperti itu memang dapat
di pahami, mengigat bahwa di antara ketiga istilah tersebut saling terkait
sehingga sulit untuk di bedakan.
Dalam evaluasi terdapat beberapa teknik pengujian
reliabilitas tes hasil belajar di antaranya teknik pengujian reliabilitas tes
hasil belajar bentuk obyektif yang akan kami bahas dalam makalah ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian reliabilitas ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
reliabilitas tes hasil belajar obyektif ?
3. Bagaimana teknik pengujian
reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif ?
C.
TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian
reliabilitas.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
reliabilitas tes hasil belajar obyektif.
3. Agar mahasiswa mengetahui teknik
pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk obyektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
reliabilitas
Reliabilitas adalah
tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Reliabilitas tes
berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat di percaya
sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. Suatu tes dapat dikatakan
reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila di teskan pada kelompok
yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Ada
beberapa para ahli yang mengemukakan pendapat tentang reliabilitas :
1. Anastasi
(1976)
Reliability refers to the consistest of
scores obtained by the same persons when reexamined the same test on different
occasion, or with different sets of equivalent items or under other variable
examining conditions.
2. Gronlund
(1985)
Reliability refers to the results
obtained with an evaluation instrument and not to the instrument it self.
3. Kerlinger
( 1986)
Reliabilitas dapat di ukur dari tiga
kriteria, yaitu :
A. Stability =
Menunjukkan keajegan
B. Dependability
= Menunjukkan kemantapan
C. Predictability = Menunjukkan kemampuan
Selanjutnya,
Gronlund (1985) mengemukakan 4 faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas ,
yaitu : panjang tes, sebaran skor, tingkat kesukaran , objektivias :
a. Panjang
tes (length of test)
Panjang
tes berarti banyak nya soal tes . semakin panjang suatu tes akan lebih tinggi
tingkat reliabilitas suatu tes, karena semakin banyak soal, maka akan semakin
banyak sampel yang di ukur dan proporsi jawaban yang semakin banyak, sehingga
faktor tebakan akan semakin rendah.
b. Sebaran
skor ( spread of scores )
Besarnya
sebaran skor akan membuat tingkat reliabilitas menjadi lebih tinggi , karena
koefisian reliabilitas yang lebih besar di peroleh ketika peserta didik tetap
pada posisi yang relative sama dalam satu kelompok pengujian berikutnya.
c. Tingkat
kesukaran ( difficulty indeks)
Dalam
penilaian yang menggunakan pendekatan penilaian acuan norma, baik untuk soal
yang mudah maupun sukar, cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang
rendah.
d. Objektifitas
(obyektivity)
Menunjukkan skor tes kemampuan yang sama
antara peserta didik yangs satu dengan peserta didik lainnya. Jika peserta
duduk memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan suatu tes, maka akan
memperoleh hasil tes yang sama pada saat mengerjakan tes yang sama.
Menurut
perhitungan product-moment dari pearson, ada tiga macam reliabilitas , yaitu
koefisien stabilitas, koefisien ekuivalen dan koefisien konsistensi internal.
1.
Koefisien Stabilitas
Adalah jenis reliabilitas yang menggunakan
teknik test and retest , yaitu memberikan tes kepada sekelompok individu,
kemudian diadakn pengulangan tes pada kelompok yang sama dengan waktu yang
berbeda. Cara memperoleh koefisien stabilitas adalah dengan mengorelasikan
hasil tes pertama dengan hasil tes kedua dari kelompok yang sama, tes yang
sama, pada waktu yang berbeda.jika antara waktu tes pertama dengan tes kedua
cukup lama, kemudian di adakan latihan-latihan tambahan, maka bisa jadi nilai
tes kedua akan lebih besar daripada tes pertama dan sebaliknya .
2.
Koefisien Ekuivalen
Adalah jika mengorelasikan dua buah tes
yang parallel pada kelompok dan waktu yang sama. Metode yang digunakan untu
memperoleh koefisien ekuivalen adalah metode dengan menggunakan dua buah tes
yang parallel atau equivalence forms method atau disebut juga parallel or
alternate-forms method. Syarat-syarat yang harus di penuhi kedua tes parallel
adalah kriteria yang di pakai pada kedua tes sama, jumlah item, isi, corak
sama, dan tingkat kesukaran samapetunjuk waktu yang disedikan untuk mengerjakan
tes, dan contoh-contoh juga sama.
3.
Koefisien Konsistensi Internal
Adalah reliabilitas yang di dapat dengan
jalan mengorelasikan dua buah tes dari kelompok yang sama, tetapi diambil dari
butir-butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan butir-butir bernomor
ganjil untuk tes yang kedua. Teknik ini sering disebut split –half method .
Spli-half adalah tes yang dibagi menjadi dua bagian yang sama, kemudian mengorelasikan
butir soal yang bernomor ganjil dalam belahan pertama (X) dan yang bernomor
genap dalam belahan kedua (Y). Untuk membagi tes menjadi dua bagian dapat juga
dilakukan dengan jalan mengambil nomor soal seacar acak , tetapi jumlah nya
tetap harus sama untuk masing masing kelompok.
Menggunakan
rumus Spearman Brown:
Keterangan
: n = panjang tes yang selalu sama dengan 2 karena seluruh tes 2 X ½
10
orang peserta didik di tes dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu
pengetahuan sosial . jumlah soal masing-masing lima buah . dua buah nomor genap
diambil dari hasil tes IPA dan tiga buah nomor ganjil diambil dari tes IPS .
Data diperoleh sebagai berikut :
Table
10.5
Nilai 10
orang peserta didik
Dalam mata pelajaran IPA dan IPS
NAMA
|
Skor IPA no.
Genap (2 dan 4)
|
Skor IPS no.
Ganjil (1,3,dan 5)
|
|||
A
|
8
|
6
|
8
|
7
|
10
|
B
|
7
|
7
|
6
|
7
|
5
|
C
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
D
|
8
|
6
|
7
|
6
|
9
|
E
|
5
|
6
|
5
|
5
|
5
|
F
|
4
|
7
|
4
|
6
|
6
|
G
|
5
|
9
|
7
|
5
|
5
|
H
|
7
|
5
|
8
|
5
|
4
|
I
|
7
|
8
|
4
|
9
|
7
|
J
|
9
|
5
|
9
|
9
|
4
|
Tabel
10.6
Perhitungan Koefisien
Konsistensi Internal
X
|
Y
|
x
|
y
|
x2
|
y2
|
xy
|
14
14
11
14
11
11
14
12
15
14
|
25
18
18
22
15
16
17
17
20
22
|
+1
+1
-2
+1
-2
-2
+1
-1
+2
+1
|
+6
-1
-1
+3
-4
-3
-2
-2
+1
+3
|
1
1
4
1
4
4
1
1
2
1
|
36
1
1
9
16
9
4
4
1
9
|
6
-1
2
3
8
6
-2
2
2
3
|
130
|
190
|
|
|
22
|
90
|
29
|
X=13
|
X=19
|
Untuk menghitung
seluruh tes itu, dapat di gunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut :
Disamping itu, dapat
pula digunakan teknik Kuder-Richardson (dua orang ahli psikometri yang erumuskan persamaan untuk mencari
reliabilitas) yang lebih popular dengan istilah KR20 . Salah satu
rumus Kr20 adalah sebagai berikut :
Contoh : 10 orang
peserta didik di tes dengan 10 butir soal bentuk objektif. Hasil perhitungan
sebagai berikut:
NAMA
|
Nomor
soal
|
X
|
X2
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||||
A
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
7
|
49
|
|
B
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
64
|
|
C
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
9
|
81
|
|
D
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
6
|
36
|
|
E
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
7
|
49
|
|
F
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
25
|
|
G
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
6
|
36
|
|
H
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
7
|
49
|
|
I
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
4
|
16
|
|
J
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
9
|
|
|
7
|
7
|
8
|
6
|
6
|
4
|
5
|
6
|
6
|
7
|
62
|
414
|
|
P
|
0,7
|
0,7
|
0,8
|
0,6
|
0,6
|
04
|
0,5
|
0,6
|
0,6
|
0,7
|
|||
Q
|
0,3
|
0,3
|
0,2
|
0,4
|
0,4
|
06
|
0,5
|
0,4
|
0,4
|
0,3
|
|||
pq
|
0,21
|
0,21
|
0,16
|
0,24
|
0,24
|
0,2
|
0,25
|
0,24
|
0,24
|
0,21
|
|||
Keterangan :
P = proporsi peserta
didik yang menjawab betul dari suatu butir soal
Q = 1- p
Teknik Kuder-Richardson biasanya di gunakan jka suatu
instrument mengukur satu gejala psikologis atau perilaku yang sama. Artinya ,
tes tersebut dapat dikatakan reliable bla terbukiti ada konsistensi jawaban
antara soal yang satu dengan soal yang
lain.
Teknik lain yang biasa di gunakan untuk menguji konsistensi
internal dari suatu tes adalah Cronbach’s Alpha atau Koefisien Alpha. Perbedaannya
adalah teknik ini tidak hanya digunakan untuk tes dengan dua pilihan saja,
tetapi penerapannya lebih luas, seperti menguji reliabilitas skala pengukuran
sikap dengan tiga, lima, dan tujuh pilihan. Adapun rumus yang digunakan untuk
menghitung Koefisien Alpha adalah :
Keterangan :
R = jumlah butir soal
= varian butir soal.
=varian skor total
Untuk butir soal yang
bersifat dikotomi seperti pilihan ganda, varian butir soal di peroleh dengan
rumus :
Keterangan : P1
adalah tingkat kesukaran soal dan q2 adalah (1-P1).
BAB III
PENUTUP
B.
Kesimpulan
Reliabilitas adalah
tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Reliabilitas tes
berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat di percaya
sesuai dengan kriteria yang telah di tetapkan. Suatu tes dapat dikatakan
reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila di teskan pada kelompok
yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
C.
Saran
Penulis menyadari di dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran
dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi
Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta
http://mshol.blogspot.com/2010_03_01_archive.html/30/10/2011/09:26
http://emka.web.id/makalah/pengembangan-fitur-analisis-butir-soal-tes-pada-perangkat-lunak-moodle/30/10/2011/09:26